6 Jenis simbiosis dan interaksi ekosistem
Dalam ekosistem pasti ada interaksi atau hubungan timbal balik di antara komponen yang satu dengan komponen yang lain. Interaksi yang ada dapat berupa sebuah interaksi yang saling menguntungkan, bahkan merugikan atau tidak berpengaruh sama sekali terhadap satu dengan yang lainnya. Jenis-jenis interaksi tersebut, antara lain:- Simbiosis mutualisme adalah interaksi antarorganisme yang saling menguntungkan. Contoh: kupu-kupu dengan tanaman berbunga.
- Simbiosis parasitisme adalah interaksi antarorganisme yang saling merugikan. Contoh: benda dengan tanaman inangnya.
- Simbiosis komensalisme adalah interaksi antarorganisme yang satu diuntungkan dan yang lain tidak dirugikan. Contoh: tanaman anggrek dengan pohon yang ditumpanginya.
- Kompetisi adalah jenis interaksi daripada antarorganisme yang selalu selalu saling bersaing agar mampu bertahan hidup. Contoh: tanaman padi dengan gulma.
- Netralisme adalah sebuah interaksi dari antarindividu yang saling lepas atau tidak saling memengaruhi. Contoh: sapi dengan ayam.
- Predatorisme adalah interaksi antarorganisme, di mana yang satu memakan yang lain. Contoh: harimau dengan rusa.
Keseimbangan ekosistem
Dalam suatu ekosistem yang masih alami dan belum terganggu akan didapati adanya keseimbangan antara komponen-komponen penyusun ekosistem tersebut. Keadaan seperti ini disebut juga sebagai homeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk dapat menahan berbagai perubahan
dalam sistem secara menyeluruh.
Sistem yang dimaksud meliputi penyimpanan zat hara, pertumbuhan dan perkembangan organisme yang ada, pelepasan zat hara di lingkungan, reproduksi organisme dan juga meliputi sistem penguraian jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati.
Suksesi
Seiring bertambahnya waktu, perlahan-lahan suatu ekosistem akan mengalami perubahan dari kondisi semula. Perubahan-perubahan yang terjadi tersebut sangat mudah untuk diamati dan biasanya dalamperubahan itu terdapat pergantian komunitas dalam ekosistem tersebut.
Proses berubahnya ekosistem di dalam jangka waktu tertentu ke arah lingkungan yang lebih teratur dan stabil itu yang sering disebut dengan suksesi. Proses suksesi akan dapat berakhir apabila lingkungan tersebut sudah mencapai keadaan yang lebih stabil atau telah mencapai klimaks.
Ekosistem yang telah klimaks dapat dikatakan apabila telah memiliki homeostatis, sehingga dapat mempertahankan kestabilan internalnya. Di dalam suksesi terdapat 2 jenis, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder, perbedaan di antara keduanya adalah terletak pada kondisi habitat pada awal proses suksesi terjadi.
1. Suksesi Primer
Sebuah suksesi primer akan dapat terjadi apabila komunitas awal merasa terganggu dengan gangguan dan telah berakibat hilangnya komunitas awal itu secara total dan menyeluruh yang mengakibatkan di tempat komunitas asal itu akan terbentuk sebuah substrat baru dan juga habitat baru.2. Suksesi Sekunder
Apabila di dalam suatu ekosistem alami mengalami gangguan, baik secara alami maupun buatan (karena manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme yang ada sehingga di dalam ekosistem tersebut substrat lama dan kehidupan lama masih ada.- Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan.
- Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang terganggu.
- Kecepatan pemencaran biji atau benih dalam ekosistem tersebut.
- Iklim, arah serta kecepatan angin yang akan membawa spore, biji dan benih beserta dengan hujan yang sangat akan mempengaruhi di dalam sebuah proses kecambah.
- Jenis substrat baru yang terbentuk.
Baca juga:
3 (Tiga) Macam Siklus Hidrologi (Pengertian dan Proses)
Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan (Terlengkap)
Pencemaran Air | Penyebab dan Cara Mengatasinya
Jenis-Jenis Limbah dan Pemanfaatan Limbah (Terlengkap)
Pengertian Virus, Bentuk, Struktur dan Ciri-Ciri Virus (Terlengkap)
Out Of Topic Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon